Rabu, 21 Agustus 2013

etika berdoa

Dalam berinteraksi dengan manusia, ada etika, sopan santun, dan adab. Menjaga pola interaksi dan komunikasi yang baik, akan menjamin hubungan yang baik dengan sesama. Begitupun sebaliknya. Tanpa etika, sopan santun dan adab, hubungan sesama manusia akan sulit menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Ilustrasi ini, akan mengawali, bagaimana kita menjalin hubungan, komunikasi dan interaksi yang baik dengan Allah SWT melalui do’a.
Tentu ada beberapa langkah yang diajarkan Allah, Rasulullah dan para salafushalih agar kita bisa berdo’a dengan baik.
Pertama, pilihlah waktu-waktu yang tepat untuk berdo’a. Sebenarnya berdo’a itu tidak terikat dengan waktu, tetapi Islam memang mengajarkan ada waktu yang paling baik dan istimewa untuk berdo’a. Beberapa waktu istimewa untuk dikabulkannya do’a antara lain di malam qadar (sepuluh malam terakhir dalam bulan Ramadhan), di hari Arafah (9 Zulhijjah di kala jemaah haji wukuf di Arafah), di bulan Ramadhan, di hari Jum’at, di sepertiga malam yang terakhir (sesudah jam 2 malam), pada waktu sahur (sebelum fajar), sesudah berwudhu, usai azan sebelum iqamat, ketika sedang berpuasa, ketika dalam medan jihad, di setiap selesai shalat fardu, pada waktu sedang sujud (dalam sholat atau di luar sholat), ketika sedang musafir atau bepergian, dan sebagainya. Termasuk di sini, adalah tidak menyia-nyiakan untuk berdo’a di tempat-tempat yang istimewa, seperti di Masjidil Haram, misalnya.
Kedua, gunakan keberadaan diri kita untuk meraih kesempatan berdo’a. Rasulullah menjelaskan, di antara do’a yang mustajab adalah do’a orang tua untuk anaknya, atau do’a anak yang berbakti dengan baik kepada orang tuanya, dan do’a seorang muslim untuk saudaranya yang muslim, tanpa diketahui oleh saudara yang dido’akan itu. Maka, bila kita menjadi orang tua, perbanyaklah do’a untuk anak-anak. Bila kita menjadi anak, berusahalah untuk berbakti kepada orang tua, agar do’a kita terkabulkan. Dan, jangan lupa seringlah berdo’a untuk saudara dengan diam-diam. Karena Allah berjanji akan memberi untuk kita, apa yang kita mintakan untuk saudara kita itu. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendo’akan saudaranya secara diam-diam, kecuali malaikat berkata,  ‘dan untukmu seperti apa yang engkau mintakan untuknya.” (HR. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar